Di umur 25 tahun ini, saya semakin merasa menjadi manusia seutuhnya dimana 25 tahun itu dapat dijadikan sebagai waktu yang cepat namun bisa juga menjadi waktu yang lama.
Menyadari di umur 25 tahun ini waktu terasa cepat hingga tak terasa sudah seperempat abad saya di bumi ini. Namun di lain hal 25 tahun terasa angka 25 suatu angka yang besar hingga terasa lama juga tinggal di bumi ini.
Saya berfikir apakah di umur 25 tahun lebih 1 minggu 1 hari ini saya melihat keluar, ke atas , ke angkasa. masa depan yang saya liat ini apakah bisa menjadi terang. mengapa terang? langit ini seperti layaknya disinari oleh lampu stadion dengan kapasitas sekian watt yang dapat menerangi lapangan agar orang dapat berolahraga dan tidak merasa gelap. namun saya dapat melihat juga bahwa masa depan terasa gelap dan kecil apabila saya lihat ke bulan dan bintang. dimana bulan dan bintang hanya serpihan kecil di luar angkasa sana. terlihat kecil oleh Tuhan.
Tuhan, apakah itu sebuah kata benda apakah sebuah kata sifat?
saya lupa bahwa CEO dari kehidupan ini adalah beliau. zat kuat itu apabila saya mengutip buku agama islam sewaktu saya Sekolah Dasar. saya lupa keberadaannya dan hanya meluangkan waktu untuk kehidupan duniawi saja. maafkan saya.
Kata maaf juga membuat saya kadang keliru dengan penggunaannya. apakah pantas saya memakainya sebagai individu yang tidak kenal dengan kata terima kasih, dengan kata bersyukur?
mengutip teman saya yang mengatakan Tuhan terlalu baik memaafkan saya atas kesalahan yang saya perbuat selama ini dan tidak pernah mengucap syukur atas apa yang diberikannya. saya merasa itu bukan ulah setan atau iblis yang mempengaruhi saya. namun atas pola pikir yang saya bentuk melalui observasi bahwa selama ini yang saya kerjakan itu baik namun itu kurang.
Untuk dari itu umur 25 apakah menjadi turning point buat diri saya sendiri? dengan beberapa peristiwa yang akan terjadi di masa depan yang saya tidak bisa lihat. Mungkin usaha dan doa saja yang dapat menjawab pertanyaan pertanyaan saya di atas. meskipun berat dan sedih saya kerjakan hal hal ini tetap saja haruss kuat, harus menjadi pria yang benar. apakah definisi Pria yang Benar? apakah akan selamanya benar? tugas saya menjadi semakin banyak. bukan hanya sebuah tugas akhir kuliah dan mata kuliah saja yang akan menjadi tugas. saya menyadari setelah saya melepas jabatan saya sebagai mahasiswa mungkin tugas dan pertanyaan saya akan menjadi lebih berat. tapi apakah akan malah mudah?
Kesempatan yang telah di berikan oleh Tuhan telah saya sia siakan. atau mungkin akan ada kesempatan lagi di depan? siapa yang tahu. apakah kesempatan itu telah cukup diberikan oleh Tuhan untuk saya? apakah akan ada kesempatan lain untuk problematikan yang lain? siapa yang tahu, mari cari tahu dan berdoa dengan berusaha dan berserah diri saja.